Manggleng Singkong, Produk Ungggulan UMKM Gombong Kebumen
Kebumen (www.wara-wirikebumen.com)- Produk manggleng singkong dari desa Kedung Puji Kebumen menjadi salah satu produk unggulan UMKM Kecamatan Gombong. Manggleng singkong dari desa Kedung Puji ini berbeda dengan manggleng lainnya. Meski singkong tanpa adanya proses perendaman dan penjemuran, namun manggleng yang dihasilkan ternyata lebih renyah dan juga gurih. Jika biasanya produk manggleng singkong diolah dengan melalui proses penjemuran, berbeda dengan produk singkong umkm desa kedungpuji Kecamatan Gombong milik yuni Puji Lestari.
Melalui kreativitasnya manggeng singkong ini tidak melalui proses perendaman dan penjemuran yang memakan waktu lama. Namun diganti dengan dua kali proses penggorengan agar manggleng yang dihasilkan tidak keras dan terasa lebih renyah. Singkong yang digunakan juga merupakan singkong pilihan, agar hasilnya lebih berkualitas. Untuk membuat singkong manggleng ini proses yang harus ditempuh yaitu singkong dikupas dengan bersih dan kemudian kulitnya dikumpulkan untuk pakan ternak desa, kemudian singkong yang sudah dikupas dari kulitnya dicuci sampai bersih dan dikukus hingga matang. Setelah matang singkong tersebut dipotong kecil-kecil dan digoreng, dan jadilah manggleng singkong yang siap untuk dibumbui dengan berbagai varian rasa.
Yuni mengatakan, kenapa bisa menjadi beda dengan yang ada di pasar-pasar biasa, krna kita tidak melalui dengan sistem penjemuran dan perendaman, jadi kita langsung goreng, gorengnya dua kali jadi rasanya lebih renyah, kriuk dan gurih, " Jelasnya. Produk tanpa pengawet ini dihargai sebesar Rp10.000 untuk kemasan 170 gram dan bisa tahan 2 bulan jika segelnya tetap tertutup rapat. Dalam satu hari Yuni dapat mengolah hingga 1 kuintal singkong yang ia lakukan mulai dari jam 6 pagi hingga pukul 5 sore dengan bantuan 5 pekerja. Yuni Puji Lestari mengaku antusiasme yang tinggi dari berbagai kalangan produknya mendapat permintaan pasar yang tinggi.
Sebelum adanya pandemi covid-19 hingga 2000 pcs setiap bulannya. Pesanan datang dari berbagai minimarket serta toko oleh-oleh di Kabupaten Kebumen. Setelah terkena dampak covid 19 pemasaran produk ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun hal tersebut tidak membuat Yuni berhenti untuk terus berkreasi membuat jajanan unik khas Kabupaten Kebumen. Yuni mengatakan, sebelum pandemi itu kita satu bulan bisa sampai 2000 bungkus untuk setiap bulannya sekitar 1 ton singkong, untuk pekerja 6 sampai 8 orang. Kalau selama pandemi ini Paling kita 1 bulan hanya 2 kuintal singkong untuk 2 orang tenaga kerja saja.