Menolak Salaman Takut Corona, Seorang Guru SMK Jadi Korban Pemukulan Usai Sholat Ied - Wara-wiri Kebumen Selamat datang di website wara-wiri Kebumen, website yang menyajikan berita dan informasi serta isu-isu lokal seputar Kebumen
Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia 88cc4a7ba1a87bee822d962b6e1510f3
Selamat datang di website wara-wiri Kebumen, website yang menyajikan berita dan informasi serta isu-isu lokal seputar Kebumen

Menolak Salaman Takut Corona, Seorang Guru SMK Jadi Korban Pemukulan Usai Sholat Ied


Kebumen (www.wara-wirikebumen.com)- Gara-gara menolak untuk bersalaman sebab takut kena corona, seorang guru SMK berinisial ZM (55) jadi korban pemukulan. Mirisnya lagi hal ini berlangsung di mushola seusai Sholat Ied lebaran ini. Insiden tersebut pun sontak menjadi perhatian warga. Kejadian tidak terduga itu bermula dari kegiatan saling salam-salaman di Mushola Al Fattah Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren. Kegiatan tersebut sudah jadi tradisi setiap selesai menjalankan Sholat Ied. Pada saat kegiatan salam-salaman itulah datang seseorang berinisial MD. Meskipun merupakan warga Sidomoro namun MD sekarang bertempat tinggal di Depok Jawa Barat. Pada lebaran kali ini MD sedang pulang kampung dan juga mengikuti Sholat Ied di Mushola Al Fattah.

Setahu ZM, MD ke pulang MD ke Sidomoro yakni H-1.  Sebab takut corona pun memilih untuk menghindari bersalaman dengan MD. Seketika kemudian MD menghampiri ZM dan berkata “Koe ora gelem salaman karo aku nangapa? Koe garep sok jagoan po?. Atas pertanyaan itu ZM pun menjawab corona. “Saya takut bersalaman,” tutur ZM pada Senin (17/5/2021). Atas jawaban dari ZM itu, tiba-tiba MD memukul dan langsung menempeleng. Hal ini membuat bibir ZM berdarah, gemetar dan juga lemas. Selain itu ZM juga kalut. Adanya kejadian tersebut sesaat juga dilerai oleh para jamaah. “Kejadian tersebut terjadi di mushola. Dihadapan orang banyak. termasuk dihadapan keluarga saya juga, dan juga para wali murid siswa saya. Saya adalah seorang guru. insiden penganiayaan tersebut buat saya depresi,” katanya.

Setibanya di rumah, ZM merasa mual dan juga pusing. Keluarga pun membawa ZM ke rumah sakit. Saran dokter, ZM dirawat di rumah sakit dan melakukan opname selama 3 hari. Hingga kini ZM pun mengaku belum sehat dan juga masih kerap kali merasa pusing. “Saya juga masih merasa trauma dan juga malu jika ketemu dengan orang. Bagaimana tidak sebagai guru dan juga orang tua saya dipukul di depan keluarga saya dan juga para wali murid. Saran dari dokter saya juga masih menjalani kontrol,” jelasnya. Insiden tersebut ZM pun melaporkan kejadian itu kepada pihak yang berwajib dalam hal ini Polres Kebumen. Dalam menghadapi persoalan itu ZM didampingi oleh Pengacara Dr Teguh Purnomo SH MHum MKn dan juga Kawan-kawan dari Kebumen Lawyer Club. Pelaporan dilaksanakan pada hari Senin (17/5) di Polres Kebumen.

ZM sendiri menegaskan persoalan ini harus segera diselesaikan dengan ranah hukum dan juga tidak ada mediasi. Akibat dari insiden pemukulan itu, pihaknya juga menderita sakit fisik dan juga psikis. Namun demikian beban moral yang paling berat dialami ZM.  “Saya sangat trauma dan juga malu sekali atas kejadian tersebut,” ungkapnya. Sesaat  itu Pengacara Dr Teguh Purnomo mengapresiasi langkah cepat Polres Kebumen dalam menerima laporan kasus tersebut. Pihaknya berharap siapapun pelakunya dapat dengan segera diproses secara hukum. “Dalam persoalan ini Unsur-unsurnya telah terpenuhi.  Akibat dari kejadian itu, korban juga tidak bisa bekerja sebab harus menjalani perawatan medis,” ucapnya. /expresskebumen

Iklan Tengah Artikel 1

images-2022-06-04-T133151-138

Produk Shopee paling murah 👇

Iklan Bawah Artikel

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia