Skandal Dugaan Selingkuh Sekdes dan Kadus, Warga Joho Kepung Balai Desa
Selain mengepung balai desa, warga yang menggelar aksi itu juga memasang puluhan spanduk bernada kecaman dan protes disekeliling balai desa. Diantaranya spanduk bertuliskan Kamu Pertahankan dengan Dalih Proses, Warga Beraksi Karena Kamu Sudah Tidak Layak, 90 Persen Warga Menolak.
Informasi yang dapat dihimpun, kasus dugaan perselingkuhan yang melibatkan dua aparatur desa, yakni Sekdes berinisial M dan Kadus berinisial ID itu mulai diresahkan warga setempat sejak bulan November 2021 lalu. Keresahan warga memuncak ditandai dengan aksi ratusan warga mendatangi balai desa pada hari ini.
Camat Adimulyo Budiono mengatakan, masyarakat desa setempat menghendaki kedua perangkat yang diduga terlibat perselingkuhan tersebut untuk mundur dari jabatannya. Sementara ini pihak Inspektorat Kebumen telah melakukan pemeriksaan khusus dan mengeluarkan Surat Peringatan (SP) 1, namun keresahan dimasyarakat belum juga reda sehingga Kepala Desa Joho megeluarkan SP 2.
Inti dari SP 2 ini adalah agar warga bisa normal kembali kehidupanya dan dapat tentram lagi, ujar Budiono.
Sementara itu, Kepala Desa Joho Subandi menyampaikan, jika dengan dikeluarkannya SP 2 tersebut keresahan masyarakat tidak kunjung mereda maka akan dikeluarkan SP 3. Pasalnya hinggi kini 90 persen warganya tidak mau menerima kedua perangkat tersebut mejabat sebagai Sekdes maupun Kadus. Menurutnya lagkah SP 3 itu akan diambil tidak lain sebagai bentuk menjaga harkat dan martabat desanya.
Kalau ini memang barang tidak bagus dan salah dan meresahkan masyarakat maka ini adalah salah satu bukti untuk mengembalikan harkat dan martabat Desa Joho. Makanya masyarakat tidak menerima karena seolah-olah harkat dan martabat Desa Joho sudah diinjak-injak, tandasnya.Salah satu warga Parmudi menegaskan, masyarakat tetap akan menuntut Sekdes dan Kadusnya untuk mundur dari jabatannya. Ia menceritakan aksi masa ini merupakan yang kelima kalinya.
Masyarakat akan menggelar aksi yang lebih besar untuk mendukung turunnya SP 3. Masyarakat akan terus menggelar aksi sampai kedua perangkat tersebut mundur dari jabatannya. Itu harga mati dari warga Joho, tandasnya.
source:Kebumen sorot co